PERTUNJUKAN TELAH LAMA USAI
By: Rieska Praditya Ernaningtyas
Pada curah gerimis pertama
Langkah kau arahkan kemana...?
Pada hati kembara sansai
Pada tapak perjalanan masai
Dari putaran pertunjukan ke sekian
Pandangan kautebarkan kepada siapa...?
Mengapa tiada tawa berderai
Mengapa tiada tangis menyusut lunglai
Lepas pertunjukan ini
Pada masa yang telah lama usai
Semua hilang tertelan
Mengirap tanpa bekas
Mata terkantuk
Hati Mengapung
Langkah terkatung
Bapak manusia mengapa demikian...?
Kekosongan apa guna ada lagi di masa kini...?
Bapak Manusia arus apakah yang kan kau putarkan...?
Pertunjukkan mana yang kan kau gelarkan...?
Pada curah gerimis kesekian
Semua menyilangkan tangan di dada
Dingin, kuyub, basah, membiru
Pertunjukan telah lama usai
SAJAK BUAT PACAR
By: Rieska Praditya Ernaningtyas
Pabila Dik...?
Hati dapat kutaruhkan untukmu
Mata dapat kukantukkan di dadamu
Tenggelam sudah matahari
Separuh demikian terlihat tak sempurna
Suram pijar yang lainnya
Pabila Dik...?
Tangan dapat bertaut padamu
Nurani sanggup menyimak detak jantungmu
Bersama kita mengemasi kisah
Menekuni sejarah
Perjalanan dan cerita pacar pacar
Jalanku timpang dik
Sebelah kakinya hilang tlah kau curi
Mataku sebelahnya pun buta karena kau miliki
Tubuhku koyak, jantungku terbelah
Pabila dik...?
Kau dapat sepenuhnya jadi Pacar
PEMBERONTAKAN
By: Rieska Praditya Ernaningtyas
Di kesenjangan
Langit berbatas merah saga
Limpah ruah segala jiwa
Menikam ketiadaan
Pada tiap kata
Pemberontakan hadir mewarna amarah patah-patah
Rupa serupa jadi menyiksa
Sesat dan tersesat
Dalam putaran arus sunsang
Bumi nurani blundak
Mata hati ruah meruah
Kata bersibak sentak merentak
Pemberontak memecah buhul
Pada lantai keangkuhannya
Mengadili dan memancungku dengan kata-kata
Alirkan buransang pada bumi menghamba
Mengoyak langit yang merah bara
Hingga kata tak berjiwa dan tak berirama
Adaku dan kau dan juga mereka
Antara kiri dan kanan
Di sini di antara pertumpahan kezaliman
KETIADAAN
By: Rieska Praditya Ernaningtyas
Setelah semua tuntas
Apalagi yang kau kata...?
Waktukah yang memenjara...?
Bangunkah yang menyudahi mimpi
Kita lahir dari ketiadaan
Untuk sebuah keadaan
Apa yang kemudian menjadi milikmu
Kala hidup menyegel semua hasrat dan harapan
Pada-Nya jalanmu sudah dipeta
SAJAK CENGENG
By: Rieska Praditya Ernaningtyas
Laratku, achhh...!
siapa yang tahu
sepi di keheningan larut
Malam mencekam diam
Setiap detik kerinduan
Padamukah kan kulabuhkan...?
Rindu-rindu larut
Bisu mencekik menaut
Hati putih
Kuajuk dalam kebiruan
Laksana lautan
Hati hitam
Kubiarkan hentikan malam
Rindu ini kutulis
Untuk kubaca-baca
Dari Perjumpaan setahun
Yang kemudian singkat terasa
Kudiam, kucengkram
Kesunyian kupeluk
Achhh...!
Hasratku dan gumamku mengkerut
Cintaku tertekuk pelan-pelan
BERHALA
By: Rieska Praditya Ernaningtyas
Mau kau kujadikan berhala...?
Yang selalu disirami do'a, pemujaan dan cinta...?
Sering kulihat matamu memancarkan cahaya
Air mukamu bergerak hingga kata-kataku kehilangan daya
Resah jadi hilang makna
Segala hasrat kemudian kuronce
Kekakuan ini bagai berhala
Setiap kali kita berjumpa
Beku segala aliran darah
Mau kau kujadikan berhala...?
Padamu kan kupahatkan perca lagu
Dan sesajian penuh romansa cinta
TUHAN TELAH MATI
By: Rieska Prdatya Ernaningtyas
Tuhan...
Masihkan ini bisa dikatakan hidup...?
Saat janji kedamaian tentang syurga
Terban berserabutan
Siapa sebenarnya bersalah
Salah satu dari sekian banyaknya
Yang tiba-tiba merasa berkuasa
Atas langit dan bumi dan malam serta siang
Dibuatnya Tuhan seperti tak lagi ada
Dibikinnya Impian tergugat kutuk
Tuhan...
Lihat mereka mengoceh
Seolah-olah mereka sanggup mematikan
Membutakan setiap mata, menghampakan setiap cinta
Tuhan...
Masihkah ini bisa dikatakan hidup...?
Ketika semua orang berlomba
Menggenggam kuasa semesta-Mu
RUPA
By: Rieska Prdatya Ernaningtyas
Di seribu jendela
Menyembul seribu rupa:
rupamu
rupaku
rupa kita
rupa mereka
Di jendela-jendela
Dunia telanjangi dunia
Di setiap sudut-sudut
Mataharinya dikelabui
Hingga tak sanggup tenggelam
Membuka tabir yang coba didustakan
Bulan dibodohi
Sampai jerih
Tak mampu berpendar
Sedetik...,
Sedetik...,
Selanjutnya
Adalah ...,
Panjang....